Wednesday, July 25, 2007

1 juni 2007


Ibu shoraya jl merdeka,

Kucing Persian “choky”

Jantan

Anamnesa:

Tidak mau makan beberapa hari, demam, t : 40 C, BB: 2 kg.

Diagnosa: Anoreksia

Terapi: Inj B-com

R/ B-com

R/ pronicy


Tina cijantung

Anjing, local “chemot”

Anamnesa:

Beberapa hari diare, anus kotor, tidak mau makan.

T: 38 C. BB: 5 kg

Terapi:

R/Metochlopramide

Cimetidin

Scourban


Bayu sprengseng soyal

Anjing Rotweller jantan

Anamnesa:

Minta vaksin, kondisi hewan mau makan, minum, SEHAT.

Terapi:

Eurican 7


Donna

Siberian Hunsky, umur 3 bulan.

Anamnesa: tidak mau makan

Terapi:

Ciprofloxacin

Dipenhidramine


Ivan , taman manggis blok Y, no 14

Anjing blaster putih, 2 bulan”ionni”

Anamnesa:

Keluar cacing dari anus, tidak mau makan minum. T:38,5. BB: 2 kg

Terapi:

Drontal


Sari, perum jatijajar,

Siberian husky, jantan 2ctahun

Anamnesa:

Minta vaksin, Kondisi SEHAT. T : 38,7

Terapi:

Eurican 7


Diana, Taman manggis indah blok V no 8

Kucing Persian, “Ochan”

Anmnesa:

Terdapat keropeng di beberapa tempat. T: 38,2. BB: 4 kg

Terapi:

Ivomec


Ery, jl daud barat 13

Anjing blaster” drarco”

Anamnesa:

Susah mengejan, beberapa hari tidak makan minum, muntah

Diagnosa:

Urolithiasis

Terapi:

Nefrolit

Cefadroxil


Adit, komple pelni

Anjing jantan “genit”

Anamnesa:

Tertabrak mobil, mulut, kepala memar, T 37,6. BB 4 kg

Terapi:

Amoxicillin

Dexa

Neuroboran


Puput, jl madrasah

Kucing, betina

Anamnesa;

Kepala, telinga keropeng, alopecia. T 40,2. BB: 1,3 kg

Terapi:

Ivomec

Ketoconazole


Suharjo, Sidah mukti Rt 1 Rw #1

Anjing local, coklat

Anamnesa:

Muntah, nafsu makan minum turun. T : 38,7. BB 9 kg

Terapi:

Cimetidin

Metoclopramide



Suharjo jl Sidah Mukti

Anjing lokal

Anamnesa:

3 hari tidak mau makan,minum, muntah, badan lemas tidak bias berdiri sempurna

T: 38,7. BB: 2 kg.

Diagnosa: gastritis.

Terapi:

Cimetidine

Metoclopramide

Ciprofloxacin


Sutar, studio alam indah, no 1

Anjing herder, jantan

Anamnesa:

Luka bagian depan, makan minum berkurang.

T: 38,7. BB: 1.2 kg.

Diagnosa: Abses

Terapi:

Inj/ Amoxicilin

Dexa

R/Amoxicillin

Dexa


Assilla pondok duta I blok G II, no 12

Kucing 3 bulan, betina, “chita”

Anamnesa:

Minta vaksin , kondisi sehat

Terapi:

Leucofelin


Andre jl H. dirmin komplek citra blok AA

Anjing local 1,2 th

Anamnesa:

Beberapa hari kejang, T: 39,1. BB: 11 kg.

Terapi:

Inj/ atropine

R/ pronicy

Enzyplek

Neurobion



Bella

Anjing blaster, warna hitam coklat “ febris”

Anamnesa:

Tidak mau makan 1 hari

Terapi:

Nacl

Pronicy

Enzyplek

Novaldon




Andy jl urea II no 2

Anjing golden retriever”star”

Anamnesa:

Minta vaksin, kondisi hewan SEHAT

Terapi:

Eurican 7


Dian jl aknatis enella

Kucing Persian 3 bulan”loly”

Anamnesa:

Tidak mau makan, minum

Terapi:

Inj/Nacl

B-com

Amoxicillin

R/ Amoxicillin

Pronicy

Pyrantel




Syamsidar pesona khayangan

Kucing local 1 tahun”chiko”

Anamnesa:

Tidak mau makan 2 hari, turgor kulit turun, belum vaksin

T: 38,4. BB: 2,3 kg

Diagnosa:

Anoreksia

Terapi:

Nacl

Amoxicillin

B-complek

Pronicy



Aditya jl siliwangi

Burung cucak rowo

Anamnesa;

Dua hari tidak mau makan minum, dan tidak bias terbang karena trauma pada kaki.

Terapi:

Neorobion

Dexa


Lody jl dewi sartika

Anjing blaster coklat-hitam “bobby”

Anamnesa:

Over dosis minum obat batuk 2 botol, kejang-kejang, T: 39,5. BB: 15 kg

Terapi:

Atropin

Metoclopramide

Pronicy


Dian jl bungur no 410

Anjing dashund “molfin”

Anamnesa:

Diare berdarah, muntah berbusa, tidak bias berdiri, tidak makan minum 4 hari. Turgor kulit turun. T: 37,1. BB: 3,6 kg

Diagnosa: Parvovirus (infausta)

Terapi:

Nacl

ADE

Metyclopramide

Dipenhidramine


Sultje perum TNI AD

Anjing shishu “nero”

Anamnesa:

Muntah, diare berdarah, tidak makan minum, turgor kulit turun, conjungtiva mata merah. T: 40,8. BB: 5 kg

Diagnosa:

Parvovirus

Terapi

Nacl

Cimetidin

Metoclopramide

Ciprofloxacin


Bambang setiadi, pesona khayangan blok EX no 1

Burung perkutut paijo dan bejo

Anamnesa:

Minta vaksin, kondisi hewan SEHAT T: 42,8.

Terapi:

Vaksin H5N1


Dewi, pesona depok M 6

Kucing local, betina black-white “happy”

Anamnesa:

Muntah, diare, datang dari solo 10 hari yang lalu

Terapi:

Nacl

Amox

Metoclopramide

Enzyplek


Fino, pesona depok blok K no 4

Kucing local 3 bulan, hitam putih “ miky”

Anamnesa:

Kaki kanan belakang luka dan bengkak, T: 38,3. BB: 2 kg

Terapi:

Amoxicillin

Dexa

Pronicy



Marta, gang buncis 200

Anjing local, 1,5 bulan “kimi”

Anamnesa:

Muntah, nafsu makan menurun, T :38,2. BB : 5 kg

Terapi:

Inj/ B-complek

Metoclopramide

R/ metoclopramide

Pronicy


Octaria jl pakis no 16 Depok

Kucing Persian umur 3 bulan “totty”,”onet”, “beby”, “ully”

Anamnesa:

Minta vaksin, kondisi hewan sehat. T: 38,2.T: 38,4.T: 38,9.T: 39,1.

SEHAT

Terapi:leucoferin




Anwar jl margonda no 3

Anjing minipincher jantan “coco”

Anamnesa:

Nafsu makan menurun, jalan sempoyongan. T: 38 0. BB 4 kg

Terapi:

Nacl

Biosolamin

Neurobion

Pronicy


1 juli 2007


Dea jl kedondong no 144

Kucing Persian betina “ dea”

Anamnesa:

Masih mau makan, minum.tidak muntah, tidak diare, bersin beberapa hari,cermin hidung basah.T : 38,2. BB: 500 gram.

Terapi:

Doxy

CTM


2 juli 2007


Budi, belakang pom bensin baktiyuda

Kucing Persian coklat 3 tahun

Anamnesa:

Minta vaksin, makan minum bagus, tidak diare dan muntah. T: 38,8. BB: 4,2 kg SEHAT

Terapi:

Leucoferin



Dhea, pesona depok

Kucing local black white

Anamnesa:

Minta vaksin.kondisi hewan tidak diare,muntah, T: 38,2. BB: 500 gram SEHAT

Terapi:

Leucoferin


3 juli 2007


Ret jl siliwangi

Anjing puk, betina”siever”

Anamnesa:

Tidakmau berdiri beberapa hari, tidak mau makan, masih mau minum..T: 38. BB: 1,3 kg

Anoreksia

Terapi:

Neuroban

Cotrimoxasol

Pronicy

4 juli 2007


Elvita, lembah depok no 13

Kucing local black-white 1 tahun

Anamnesa:

Melahirkan 2 meninggal 1 hari yang lalu, susah melahirkan

Terapi:

-


5 juli 2007


Mefi kampong serang

Anjing local umur 4 bulan “poci”

Anamnesa

Anjing dalam 1 rumah mati diare berdarah, muntah, tidak mau manak minum T: 38,9. BB: 1,6 kg

Diagnosa Parvovirus

Terapi:

Difoltin

Neurobion

Ciprofloxacin

CTM,Dexa


Syaiful anwar

Kucing local , betina, 1,5 tahun”manis”

Anamnesa:

Bersin bersin, cermin hidung basah

Terapi:

Doxyciclin

Dexa

Diphenhidramine


Puput, daerah madrasah

Kucing Persian” miko”

Anamnesa:

Terdapat keropeng pada ujung hidung, telinga. T: 38,5. BB: 3,4 kg

Herpes

Terapi:

Acyclovir

Doxy


Yuswanto, pondok duta jl putra raya blok G, no 12

Kucing Persian “ choky”

Anamnesa:

Minta vaksin, makan minum bagus, t : 39. BB: 3 kg.SEHAT

Terapi:

Leucoferin


Maya, pesona depok

Anjing local, betina

Anamnesa:

Ada keropeng di daerah kepala,leher. T: 38,7. BB: 9,2 kg

Terapi:

Ketoconazole



Ricky, pondok dutaI

Anjing 2 bulan”mimi”

Anamnesa:

Minta vaksin, kondisi hewan Sehat. T : 38,2

Terapi:

Primodog


Suljte, perum TNI AD

Anjing Shishu, 8 bulan” ciko”

Anamnesa:

Minta vaksin, kondisi hewan mau makan, minum, T: 38,3.SEHAT

Terapi:

Rabisin


Sudarmojo jl pokarina blok III, no 217

Anjing mongrel, 3,5 bulan, jantan “bonbon”

Anamnesa:

Minta vaksin, T: 39,4. BB: 16 kg

Terapi Eurican 7


Reti, pondok sukmajaya blok F, no 6

Kucing Persian” obey”

Anamnesa:

Mata berair beberapa hari, minta vaksin.kondisi hewan mau makan minum.

Terapi:

Leucoferin


Alvin, Taman manggis indah

Kucing local, jantan 6 bulan”jaklin”

Tidak mau makan

Terapi:

Pronicy


Aditya, Komplek BDN

Kucing Persian”aldo”

Anamnesa:

Mata berair beberapa hari, belum diberi obat cacing,

Terapi

Drontal

Reco tetes mata


Yoyok, pesanggrahan kampong bombon, citayem

Kucing local, betina 2 bulan”bella”

Anamnesa:

Tidak mau makan, minum, diare 2 hari, kaki 1 hari yang lalu tidak bias untuk berdiri. T:39,2. BB 0,7 kg

Diagnosa:

Diare

Terapi:

Scourban

Ciprofloxasin

Pronicy


Nia, griya depok permai

Kucing Persian “mozsa”

Anamnesa;

Bersin beberapa hari, mata berair.T: 39,1. BB: 3,5 kg

Terapi:

Reco tetes mata

Doxy

CTM

DExa


Cindy, Lembah depok blok B2

Kucing, 9 bulan, “shiro”

Anamnesa :

Minta Vaksin . T: 39,1. BB: 3,5 kg

Terapi:

Leucoferin


Ivan, Taman manggis indah

Anjing blaster putih, 2 bulan, “shiro “

Anamnesa:

Minta vaksin, kondisi SEHAT, T:38,6

Terapi:

Eurican 7


Dafid, Bukit novo no 16

Anjing boxer, “ gimba”

Anamnesa:

Tidakmau makan , minum , lemah tidak bias berdiri normal, batuk , bersin2. T: 38,4. BB:6,7

Terapi:

Neuroban

Doxy

Dexa

Pronicy


Adi, Mampang indah II, blok B no 12

Kucing Persian, 4 bulan, “roksi”

Anamnesa:

Terdapat keropeng di beberapa tempat, kaki, telinga, T:38,9. BB:2 kg

Terapi

Ivomec


Arifin, kampong bulog no 49, tole iskandar

Anjing Golden , betina” Kelly”

Anamnesa:

Minta vaksin, T: 38,7.kondisi hewan SEHAT

Terapi:

Eurican 7


Irwan, pesona khayangan blok T, no 10

Anjing pom, jantan “luwi”

Anamnesa:

Abis digigit, luka pada perut. T: 38,5. BB 5 kg

Terapi:

Amoxicillin

Dexa


Dewi, komplek BDN depok

Kucing Persian , white

Anamnesa:

Lemah tidak mau makan minum. T: 39,7. BB 2 kg

Terapi:

Nacl


Adel, pesona depok blok D, no 6

Anjing jantan”temei”

Anamnesa:

Minta vaksin Hewan SEHAT, T: 39,6

Terapi:

Eurican 7


Ihwan setiawan,pesona khayangan blok K no 6

Kucing Persian, Ucil

Anamnesa:

Minta vaksin , Hewan SEHAT, T: 38,3

Terapi

Leucoferin


Lita, perum pajajaran blok D no 12

Anjing Siberian husky, jamtan 2 tahun”buffy”

Anamnesa:

Turgor kulit turun , keropeng pada kaki, punggung, hidung, T : 38,5. BB 15 kg

Terapi:

Ivomec

Salf biru


Fino, pesona depok, blok K no 4

Kucing local betina, umur 1 tahun

Anamnesa:

Tidak mau makan , minta obat cacing

Terapi:

Drontal

B-complek

pronicy








Wednesday, June 13, 2007

dokter hewan depok.....13 juni 2007

Sunday, May 20, 2007

erna

Toxocariass
1. Identifikasi
Infeksi kronis biasanya ringan terutama menyerang anak-anak, yang belakangan ini cenderung juga menyerang orang dewasa, disebabkan oleh migrasi larva dari Toxocara dalam organ atau jaringan tubuh.
Gejala klinis ditandai dengan eosinofilia yang lamanya bervariasi, hepatomegali, hiperalbuminemia, gejala paru dan demam.
Serangan akut dan berat dapat terjadi, dalam keadaan ini lekosit dapat mencapai 100,000/mm3 atau lebih (dengan unit SI lebih dari 100 x109/l), dengan 50 – 90% terdiri dari eosinofil. Gejala klinis bisa berlangsung sampai satu tahun atau lebih. Bisa timbul gejala pneumonitis, sakit perut kronis, ruam seluruh tubuh dan bisa juga timbul gejala neurologis karena terjadi kelainan fokal. Bisa juga tejadi endoftalmitis oleh karena larva masuk ke dalam bola mata, hal ini biasanya terjadi pada anak yang agak besar, berakibat turunnya visus pada mata yang terkena. Kelainan yang terjadi pada retina harus dibedakan dengan retinoblastoma atau adanya massa lain pada retina. Penyakit ini biasanya tidak fatal. Pemeriksaan Elisa dengan menggunakan antigen stadium larva sensitivitasnya 75 – 90% pada visceral larva migrans (VLM) dan pada infeksi bola mata. Prosedur western blotting dapat dipakai untuk meningkatkan spesifisitas dari skrining menggunakan Elisa.

2. Penyebab penyakit
Toxocora canis dan T. cati, lebih banyak sebagai penyebab adalah T. canis

3. Distribusi penyakit
Tersebar diseluruh dunia. Penyakit dengan manifestasi yang berat terjadi secara sporadis pada anak-anak usia 14 – 40 bulan dan dapat juga terjadi pada usia yang lebih tua. Saudara dari penderita dapat juga dan sering ditemukan dengan eosinofilia dan gejala lainnya yang menandakan adanya infeksi ringan atau gejala resedival.
Penelitian serologis yang dilakukan dikalangan anak-anak yang tidak menunjukkan gejala di AS menunjukkan hasil yang sangat bervariasi, rata-rata 3% positif pada sub populasi tertentu namun pada subpopulasi tertentu mencapai angka 23%. Seroprevalensi global bervariasi mulai dari 0 – 4% di Madrid dan Jerman; 31% dikalangan anak-anak di Irlandia; 66% didaerah pedesaan Spanyol; dan sekitar 83% di subpopulasi tertentu di Karibia. Orang dewasa jarang yang terkena infeksi akut.

4. Reservoir
Anjing dan kucing merupakan reservoir untuk T.canis dan T. cati.
Untuk anjing dan kucing terinfeksi melalui migrasi transplacenta dan migrasi trans mammaria. Telur cacing dapat ditemukan pada kotoran pada saat anak anjing dan anak kucing sudah berusia 3 minggu. Infeksi pada anjing betina bisa berakhir dengan sendirinya atau tetap (dormant) pada saat anjing menjadi dewasa. Pada saat anjing bunting larva T. canis menjadi aktif dan menginfeksi fetus melalui placenta dan menginfeksi anak mereka yang baru lahir melalui susu mereka.
Pada kucing, kucing jantan dan kucing betina sama-sama rentan terhadap infeksi, tidak ada perbedaan nyata; namun kucing dewasa lebih rentan daripada kucing yang lebih muda.